HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN BUDAYA KERJA DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN SUBANG, PROVINSI JAWA BARAT

  • Amelia Nani Siregar Pengajar di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
  • Tri Ratna Saridewi Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan budaya kerja dengan kinerja penyuluh pertanian di kabupaten Subang, baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kontribusi motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat (r = 0,75) antara motivasi dengan kinerja penyuluh pertanian. Budaya kerja mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja penyuluh pertanian (r = 0,79). Motivasi dan budaya kerja mempunyai hubungan yang sangat kuat (r = 0,81) dengan kinerja penyuluh pertanian. Secara parsial, motivasi memberikan kontribusi sebesar 56% terhadap kinerja, sedangkan budaya kerja berpengaruh 62% terhadap kinerja penyuluh pertanian. Secara bersama-sama, motivasi dan budaya kerja mempunyai efek sinergi sehingga berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian sebesar 66%. Sebagian besar (57,14%) penyuluh pertanian di kabupaten Subang melaksanakan tugas (bekerja) karena kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), 20,41% penyuluh pertanian bekerja karena kebutuhan untuk berafiliasi dan hanya 4,08% penyuluh pertanian yang bekerja karena kebutuhan akan jabatan (kekuasaan), sedangkan penyuluh pertanian lainnya bekerja karena ketiganya, yaitu kebutuhan akan afiliasi, kekuasaan dan prestasi
Published
2020-01-06
Section
Articles