ANALISIS PEMASARAN KUBIS DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT (Studi Kasus pada Desa Sukaraja, Desa Margaluyu, Desa Cisarua, Desa Pasirhalang, dan Desa Limbangan)

Authors

  • Achmad Musyadar Dosen Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor
  • Nawangwulan Widyastuti Dosen Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor
  • Yoyon Haryanto Mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor

DOI:

https://doi.org/10.51852/jpp.v2i2.232

Abstract

Kubis merupakan salah satu komoditas unggulan di Kecamatan Sukaraja yang sangat
potensial untuk pengembangan agribisnis kubis, karena memiliki suhu 21-25oC dengan curah
hujan 3715,4 mm/tahun, dan hari hujan 205 hari/tahun. Memiliki tipe Iklim A (Scmidth &
Ferguson), topografi datar sampai bergelombang dengan ketinggian 550-1000 meter di atas
permukaan laut. Memiliki tekstur tanah halus berpasir dengan struktur tanah gembur dan solum
tanah yang dalam >50 cm. Jenis tanah latosol dengan derajat keasaman tanah (pH) berkisar
antara 4,5-6.
Kecamatan Sukaraja memiliki 9 desa dan yang potensial untuk agribisnis kubis adalah
lima desa yaitu Desa Sukaraja, Desa Margaluyu, Desa Cisarua, Desa Pasirhalang, dan Desa
Limbangan. Kecamatan Sukaraja memberikan kontribusi produksi sebesar 56% terhadap
produksi kubis kab. Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk (a) menganalisis saluran
pemasaran kubis dari tingkat produsen sampai dengan tingkat konsumen. (b) menganalisis
marjin pemasaran dan penyebarannya pada setiap lembaga pemasaran dan (c) menganalisis
keterpaduan pasar antara pasar pada tingkat petani dengan pasar pada tingkat konsumen.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap saluran
pemasaran, pangsa harga yang diterima petani (farmers share), marjin pemasaran dan
keterpaduan pasar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

  • (a) Pemasaran kubis di Sukaraja, Kabupaten Sukabumi dilakukan melaui tiga saluran.
  • (b) Dari hasil analisis marjin biaya pemasaran terbesar untuk per kg kubis dikeluarkan oleh pedagang besar pada saluran 3 yaitu sebesar Rp 750,- dan terkecil oleh pedagang pengecer sebesar Rp 200,- juga pada saluran 3.
  • (c) Keuntungan terbesar per kg Kubisnya diperoleh oleh pedagang pengecer pada saluran satu sebesar Rp 350,- dan terkecil diterima oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar pada saluran tiga yaitu Rp 150,-.
  • (d) Farmer’s share terbesar diterima oleh petani produsen pada saluran satu sebesar 42,5% dan terkecil oleh petani pada saluran tiga sebesar 12%.
  • (e) hasil analisis keterpaduan pasar petani produsen kubis belum memperoleh perlakuan pasar yang adil dan berada pada pasar bersaing tidak sempurna serta sedikit agak sempurna.

Downloads

Published

2020-01-05

Issue

Section

Articles