MOTIVASI PETANI KENTANG DALAM PENGGUNAAN BENIH BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

Authors

  • Desi Apriyani - Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
  • Achdiyat - - Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
  • Soesilo Wibowo -

DOI:

https://doi.org/10.51852/jpp.v13i2.116

Abstract

ABSTRACT
Potato production and business needs strong support from the aspect of supplying certified seeds of various superior varieties. At present the seed producers have not been able to meet the demand and the price of seeds is relatively expensive, potato farmers tend to use the seeds of their crops which have disadvantages: small tubers, easily contracting the disease, experiencing a period of dormancy causing a decrease in production. The low use of certified seeds is due to: limited business capital, difficulty obtaining certified seeds, because of the lack of information received by farmers, and farmers do not understand the benefits of certified seeds, because of the low mastery of technology. In the Argapura District Program the use of new certified seeds was 43.12 Ha, the remaining 54.88 Ha had not applied certified seeds. The level of motivation of farmers in the use of certified potato seeds as a whole is in the medium category, because it has a mean value of 2.8. The relationship between knowledge and farmers' motivation in using certified seeds is 0.621 ** indicating a strong level of relationship. Factors driving the use of certified seeds include seed candidates, uniform growth and increased production. Inhibiting factors include the behavior of farmers who often mix pure seeds with local seeds in the cultivation system. The intrinsic factor is dominant compared to extrinsic factors. This means that motivation in the use of certified seeds is predominantly influenced by the farmer himself who wishes to get good and pure seeds so that it has an impact on increased production.

 

ABSTRAK
Usaha dan produksi kentang yang tinggi memerlukan dukungan yang kuat dari aspek penyediaan benih bersertifikat. Saat ini produsen benih belum dapat memenuhi permintaan dan harga benih masih relatif mahal. Petani kentang cenderung menggunakan benih dari hasil panennya yang memiliki kelemahan: umbi kecil, mudah tertular penyakit, mengalami masa dormansi sehingga menyebabkan penurunan produksi. Rendahnya penggunaan benih bersertifikat disebabkan: keterbatasan modal usaha, sulit memperoleh benih bersertifikat, karena minimnya informasi yang diterima oleh petani, dan petani tidak mengerti akan manfaat benih bersertifikat, karena rendahnya penguasaan teknologi. Dalam Programa Kecamatan Argapura penggunaan benih unggul bersertifikat baru 43,12 Ha, sisanya 54,88 Ha belum menerapkan benih bersertifikat. Tingkat motivasi petani dalam penggunaan benih kentang bersertifikat secara keseluruhan katagori sedang, karena memiliki nilai rerata 2,8. Hubungan antara pengetahuan dengan motivasi petani dalam penggunaan benih bersertifikat yaitu 0,621** menunjukkan tingkat hubungan yang kuat. Faktor pendorong penggunaan benih bersertifikat meliputi calon benih, pertumbuhan seragam dan produksi meningkat. Faktor penghambat meliputi perilaku petani yang sering mencampurkan benih murni dengan benih lokal pada sistem budidaya. Faktor intrinsik dominan dibandingkan dengan faktor ekstrinsik. Hal ini berarti motivasi dalam penggunaan benih bersertifikat dominan dipengaruhi oleh perilaku petani itu sendiri yang berkeinginan untuk mendapatkan benih yang baik dan murni sehingga berdampak pada produksi yang meningkat.

References

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas edisi 4. Pustaka Pelajar: Jogyakarta.

BPTP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang. 2015. Petunjuk Teknik Budidaya Kentang. Bandung: BPTP Lembang.

Hadri Mulya, 2010. Pendekatan eknis Siklus Akuntansi. Mitra Wacana Media.Jakarta

Hubeis, A. V. (2007). Pengaruh Desain Pesan Video Intruksional Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi.25-1. IPB: Departemen Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Insan. 2017. http://belajartani.com/inilah-tipe-tipe-petani-yang-ada-di-indonesia-anda-tipe-yang-mana/. (25 Januari 2018).

Khairunisa. 2005. Peran Pemuliaan Tanaman dalam Produksi Benih. Universitas Sumatera Utara : Medan

KEMENTAN. Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 20/Kpts/SR/.130V/2014 tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang. Kementerian Pertanian : Jakarta

Kusnadi, Dedy 2005. Kepemimpinan Kontaktani dalam Meningkatkan Efektifitas Kelompok Tani (Kasus pada Kelompok Tani Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 7896/2005dku.pdf?sequece=2. (25 juni 2018).

Lestari M. 2009. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (Studi Kasus Kemitraan PT. X di Yogyakarta) [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor : Bogor

Mardikanto T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press : Surakarta

Maslow, A.H. 1954. Motivation and Personality. Harper & Row Publisher New.

Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasa Guna : Jakarta

Panembrama. G R. 2013. Hubungan Antara Keterlibatan Psikologis Di Sekolah Dengan Kebahagiaan Subjektif Peserta Didik Sekolah Menegah Pertama. Universitas Pendidikan Indonesia. http://repository.upi.edu (25 Mei 2018).

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang Pembenihan Tanaman. 1995. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia :Jakarta

Rahim A, Hastuti RDR. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya : Jakarta

Sastraatmadja, Entang. 2010. Suara Petani. Masyarakat Geografi : Bandung

Setiadi. 2008. Kentang Varietas dan Pembudidayaan.Edisi Revisi, Penebar Swadaya : Jakarta

Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta

Slamet, 2000, Agrikultur, Bogor:LPN-IPB

Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Soetopo, Lita. 1993. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta : Bandung.

Sumbayak, Jimmy B. 2006. Materi, Metode, dan Media Penyuluhan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suwarman, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia : Bogor.

Tamba, M dan M.Sarma. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pertanian Bagi Petani Sayuran Di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. Vo. 3 No. 1. Institut Pertanian Bogor : Bogor

Thoha, Mifta. 2011. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Jakarta: Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian. Badan Pengembangan SDM Pertanian.

Umy. 2017. [http://blog.umy.ac.id/faikarnafis/category/petani/. (25 Januari 2018).

Usman, H. dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Jakarta

Wirawan, B., dan Sri Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Jakarta. Penebar Swadaya.

Yusrizal. 2008. Pengujian Validitas Konstruk Dengan Menggunakan Analisis Faktor. Jurnal Tabularasa Volume 5 Nomor 1. http://digilib.unimed.ac.id (25 Mei 2018).

Downloads

Published

2019-05-07

Issue

Section

Articles